BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Siswa dalam perkembangannya
mempunyai kebutuhan yang kuat untuk berkomunikasi dan keinginan untuk
mempunyai banyak teman, namun kadang-kadang untuk membangun
hubungan antar teman itu sendiri tidak mudah, seseorang harus memiliki
penerimaan diri yang baik agar tercifta suatu hubungan yang baik dan sehat.
Komunikasi interpersonal mempunyai
dampak yang cukup besar bagi kehidupan siswa. Penelitian Vance Packard
(1974)” Bila seseorang mengalami kegagalan dalam melakukan komunikasi
interpersonal dengan orang lain ia akan menjadi agresif, senang berkhayal,
‘dingin’ sakit fisik dan mental, dan mengalami ‘flight syndrome’ (ingin
melarikan diri dari lingkungannya)”.
Siswa yang memiliki kesulitan dalam
melakukan komunikasi interpersoanl menurut Tedjasaputra (2005) akan sulit
menyesuaikan diri, seringkali marah, cenderung memaksakan kehendak, egois dan
mau menang sendiri sehingga mudah terlibat dalam perselisihan.keterampilan
komunikasi interpersonal pada siswa ini menjadi sangat penting karena
dalam bergaul dengan teman sebayanya siswa seringkali dihadapkan dengan hal-hal
yang membuatnya harus mampu menyatakan pendapat pribadinya tanpa
disertai emosi, marah atau sikap kasar, bahkan siswa harus bisa mencoba menetralisasi
keadaan apabila terjadi suatu konflik.Bahkan suatu studi menyimpulkan bahwa
kelemahan berkomunikasi akan menghambat personal seseorang (Slamet :2005).
Perkembangan remaja terjadi dalam
konteks sosial yang meliputi keluarga, kelompok teman sebaya dan masyarakat
temapat siswa itu hidup. Maka dalam proses perkemabnagnnya remaja akan selalu
bersinggunagn dengan situasi-situasi sosial yang tertentu saja
mengharuskan remaja untuk melakukan penyesuaian diri, dengan melakukan
penyesuaian diri remaja dapat mengenal, memahami dan menerima sirinya sendiri
serta lingkungan.
Kesulitan siswa dalam menyesuaikan
diri sering dijumpai di sekolah yang ditampilkan dalam bentuk perilaku,
seperti rendah ahti, agresivitas, mencari rasa aman pada berbagai bentuk
mekanisme pertahanan diri (seperti rasionalisasi, proyeksi, egosentris dan
sebagainnya), melanggar tat tertib, menetang guru, berkelahi, tidak
melaksanakan tugas sekolah, mengisolasi diri dan sulit bekerja sama dalam
situasi kelompok, seringkali permasalahan yang biasa dan dianggap wajar
terjadi disekolah-sekolah.Fenomena tersebut hampir selalu penulis temukan
ketika melakukan praktek bimbingan dan konseling dibeberapa sekolah menengah.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal ?
2. Apakah
ciri-ciri komunikasi interpersonal ?
3. Apakah
tujuan komunikasi interpersonal ?
4.
Faktor-faktor apasajakah yang mempengaruhi komunikasi interpersonal ?
5.
Bagaimanakah proses komunikasi interpersonal yang terjadi ?
6. Apakah Peranan Bimbingan dan Konseling terhadap Komunikasi
Interpersonal Siswa di Sekolah ?
1.3 Tujuan
Mengoptimalakan peran konselor dalam
memberikan layanan disekolah berupa pentingnya komunikasi interpersonal yang dapat
difungsikan untuk mengembangkan bakat serta minat sehingga siswa akan
mampu menyesuaikan dirinya dalam menghadapi tantangan dan hambatan kehidupannya
kelak.
1.4 Manfaat
Menambah pengetahuan konselor
tentang betapa pentingnya komunikasi interpersonal bagi siswa disekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Konsep Dasar Komunikasi
Interpersonal
2.1.1 Pengertian
Komunikasi Interpersonal
Istilah komunikasi atau dalam bahasa
Ingris ,Communication berasal dari kata latin Communocatio
dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama. Sama disini
maksudnya adalah sama makna. Komunikasi Menuru Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2003) merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang
atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Hovland (Onong,
1999:10) Mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang
lain (Communication is the Process to modify the behavior of other
individuals).
Menurut Gerald R.Miller (1976:15)
memahami proses komunikasi interpersonal menurut pemahaman hubungan simbiotis
antar komunikasi dengan perkembangan relasional, Komunikasi mempengaruhi
perkembangan relasional, dan pada gilirannya (secara serentak), perkembangan
relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam
hubungan tersebut.
Komunikasi Interpersonal menurut
Onong (1985:160) adalah komunikasi antara dua orang atau lebih yang dapat
berlangsung dengan dua cara yaitu secara bertatap muka (face to face
communication) dan bermedia (mediated communication). DeVito
(1976:18) mengungkapkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan satu
proses sosial dimana orang-orang yang terlibat saling mempengaruhi. Sedangkan
menurut Wahid (2002 :154) komunikasi interpersonal merupakan proses komunikasi
yang melibatkan pribadi-pribadi (komunikator-komunikator)secra langsung dan
utuh antara satu dengan yang lainnya dalam penyampaian dan penerimaan pesan.
Menurut Armi Muhammad (2002 :159)
komunikasi interpersonal didefinisikan sebagai “Proses pertukaran informasi
diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara
dua orang yang dapat langsung diketahui baliknya”. Komunikasi interpersonal
merupakan format komunikasi yang paling sering dilakukan oleh semua orang dalam
hidupnya.
Sementara Devito, (2002 :166)
mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai proses penyampaian berita
yang dilakukan seseorang dan diterimanya berita tersebut oleh orang lain atau
kelompok kecil dari orang-orang, dengan satu akibat dan umpan balik yang
segera. Komunikasi interpersonal ini berorentasi pada perilaku, sehingga
penekanannya pada proses penyampaian informasi dari satu orang keorang
lain. Dalam hal ini komunikasi dipandang sebagai dasar untuk mempengaruhi
perubahan perilaku, dan yang mempersatukan proses psikologi seperti misalnya
persepsi, pemahaman, dan motivasi di suatu pihak dengan bahasa pada pihak lain
(Thoha, 2002 :165).
Komunikasi interpersonal merupakan
suatu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain
.ini berarti komunikasi dikatkan dengan pertukaran pesan atau informasi
yang bermakna di antara orang yang berkomunikasi dapat terjalin. Ini
berarti informasi atau pesan yang diterima dapat dipahami oleh kedua belah
pihak.
Pengirim informasi atau pesan
merupakan unsur yang paling penting dalam komunikasi interpersonal, karena
dapat memberikan umpan balik kepada pengirim informasi atau pesan . betapa
pentingnya umpan balik tidak dapat disangkal lagi, karena keefektifan
komunikasi interpersonal sangat tergantung padanya.
Adapun karakteristik umpan balik
efektif menurut Miftah Thoha (2002:156) antara lain :
a. Intensi
Umpan balik yang efektif jika
diarahkan secara langsung untuk menyempurkan pelaksanaan pekerjaan dan lebih
menjadikan pegawai organisasi yang paling berharga.
b. Kekhususan Specificity
Umpan balik yang efektif
dirancang untuk membekali penerimaan dengan informasi yang khusus sehingga
mereka mengetahui apa yang seharusnya dikerjakan untuk suatu situasi yang
benar.
c. Deskriftif
Efektifitas umpan balik dapat
pula dilakukan dengan lebih bersifat deskriptif dibandingkan dengan yang
bersifat evaluatif.
d. Kemanfaatan
Karakteristik ini meminta agar
setiap umpan balik mengandung informasi yang dapat dipergunakan oleh pegawai
untuk pejabat untuk memperbaiki dan menyempurkan pekerjaan. Tidak ada
manfaatnya mencari umpan balik diberikan semakin baik.
e. Tepat Waktu
Umpan Balik yang efektif jika
terdapat pertimbangan-pertimbangan yang memperhitungkan faktor waktu yang
tepat.Artinya semakin cepat umpan balik diberikan semakin baik.
f. Kesiapan
Agar umpan balik bisa efektif, para
pegawai hendaknya mempunyai kesiapan untuk menerima umpan balik tersebut
g. Kejelasan
Umpan balik bisa efektif jika dapat
dimengerti secara jelas oleh penerima
h. Validitas
Agar umpan balik dapat efektif, maka
umpan balik tersebut hendaknya dapat dipercaya dan sah.
Menurut Mohammad Surya (2003 :119)
penerapan komunikasi interpersonal yang efektif adalah sebagai berikut :
- Keterbukaan dan empati, keterbukaan yaitu
kesediaan membuka diri, mereaksi kepada orang lain, merasakan pikiran dan
perasaan orang lain dan empati, yaitu menghayati perasaan orang lain;
- Mendukung dan bersikap positif, mendukung yaitu
kesediaan secara spontan untuk menciftakan suasana yang mendukung dan
sikap positif , yaitu menyatakan sikap positif terhadap orang lain dan
situasi.
- Keseimbangan, yaitu mengakui bahwa kedua belah
pihak mempunyai kepentingan yang sama, pertukaran komunikasi secara
seimbang
- Percaya diri, yaitu yakin kepada diri sendiri dan
bebas dari masa laulu
- Kesegaran, yaitu segera melakukan kontak disertai
rasa suka dan berminat
- Manajemen interaksi, yaitu mengendalikan
interaksi untuk memberikan kepuasan kepada kedua belah pihak, mengelola
pembicaraan dengan pesan-pesan yang baik dan konsisten
- Pengungkapan, yaitu keterlibatan secara jujur
dalam berbicara dan menyimak baik secara verbal maupun non verbal
- Orientasi kepada orang lain, yaitu penuh
perhatian, minat, dan kepeulian kepada orang lain.
Sedangkan menurut De Vito (Liliwery,
1997 :13) komunikasi interpersonal yang efektif adalah sebagai berikut ;
- Keterbukaan (Opennes)
- Empati (Emphaty)
- Sikap Suportif (Supportiveness),
- Sikap Positif (Positiveness),
- Kesamaan (equality)
2.1.2 Ciri-Ciri Komunikasi
Interpersonal
Ciri-ciri umum dari komunikasi
interpersonal menurut Everest M.Rogers dalam Alo Liliweri (1991:13) adalah
sebagai berikut :
- Arus pesan yang ada cenderung dua arah
- Konteks komunikasinya tatap muka
- Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi
- Menuntuk kemampuan selektivitas yang tinggi
- Kecepatan jangkauan terhadap oudience yang
besar relatif lebih lambat.
- Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut maka
sifat-sifat yang tampak pada komunikasi interpersonal adalah sebagai berikut :
- Melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan
nonverbal
- Melibatkan perilaku yang spontan, tertulis dan
terencana
- Sebagai suatu proses yang dinamis
- Harus menghasilkan umpan balik, mempunyai
interaksi dan koherensi
- Sebagai suatu proses yang dinamis
- Biasanya diatur dengan tata aturan yang bersifat
interinsik dan ekstrinsik
- Menunjukan adanya suatu kegiatan dan tindakan
- Merupakan persuasif antar manusia
2.1.3 Tujuan Komunikasi
Interpersonal
Komunikasi interpersonal memiliki
beberapa tujuan, baik disadariatau tidak tujuan tersebut pasti terdapat di saat
komunikasi interpersonal itu terjadi. Adapun tujuan komunikasi interpersonal
menurut Armi Muhammad (2002 : 165) mencakup berikut :
- Menukan diri sendiri
- Menemukan dunia luar
- Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti
- Berubah sikap dan tingkah laku
- Untuk bermain dan kesenangan
- Untuk membantu
Lebih lanjut tujuan-tujuan
komunikasi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Menemukan diri sendiri
Tujuan komunikasi interpersonal ini
maksudnya diarahkan untuk menemukan personal atau pribadi.artinya jika kita
terlihat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak
sekali tentang diri kita maupun orang lain, kenyataan sebagaian besar dari
persepsi kita adalah hasil dari apa yang telah kita pelajari dalam pertemuan
interpersonal.komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk
berbicara tentang apa yang kita sukai atau mengenai diri kita.
b. Menekan dunia luar
Tujuan komunikasi interpersonal ini
memandang bahwa melalui komunikasi ini kita akan melakukan interaksi dengan
dunia luar atau lingkungan.hal ini menjadikan kita memahami lebih baik dunia
luar, dengan objek, kejadian-kejadian dan orang lain. Kondisi tersebut
menyebabkan kenyataan, kepercayaan, sikap dan nilai-nilai kita akan dipengaruhi
lebih banyak oleh pertemuan interpersonal.
c. Membentuk dan menjaga hubungan penuh arti
Melalui komunikasi interpersonal ini
akan membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi
interpersonal ini akan terbentuk suatu jalinan yang didasarkan karena perasaan
keterkaitan antara pihak yang melakukan komunikasi . hal ini baik untuk
menjalin suatu proses kerja sama dengan mencapai tujuan bersama.
d. Berubah sikap dan tingkah laku
Komunikasi interpersonal juga
memberikan tujuan sebagai alat untuk dapat pihak lain sehingga dapat merubah
hidup kita. Karena ternyata untuk mengubah sikap dan tingkah laku kita atau
orang lain dapat dilakukan dengan pertemuan interpersonal.
e. Bermain Dan Kesenangan
Komunikasi interpersonal juga dapat
digunakan untuk bermain, mencakup semua aktifitas yang mempunyai tujuan utama
adalah mencari kesenagan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada
waktu akhir pekan, berdiskusi mengenai olah raga, menceritakan cerita dan
cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang dapat
memberikan kesenangan. Walaupun kelihatannya kegiatan itu tidak berarti tetapi
mempunyai tujuan yang sangat penting. Dengan melakukan komunikasi
interpersonal semacam itu tidak berarti tetapi mempunyai tujuan yang
sangat penting. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat
memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks
dari semua keseriusan dilingkungan kita.
- Untuk membantu
- Tujuan ini menganggap bahwa komunikasi
interpersonal dapat digunakan dalam kegiatan profesional mereka untuk
membantu klien yang menemui kesulitan-kesulitan dalam pekerjaan. Atau
mungkin seseorang atasan membantu personilnya dalam memahami pekerjaannya.
Tujuan –tujuan komunikasi
interpersonal dapat dilihat dari dua perspektif yang lain. Pertama , tujuan ini
boleh dilihat sebgai faktor yang memotivasi atau alasan mengapa kita terlihat
dalam komunikasi interpersonal. Berdasarkan hal itu dapat mengatakan bahwa kita
terlihat komunikasi interpersonal.berdasarkan hal itu kita dapat mengatakan
bahwa kita terlihat komunikasi interpersonal untuk mendapatkan kesenagan, untuk
membantu, dan mengubah tingkah laku seseorang. Kedua, tujuan ini boleh
dipandang sebagai hasil atau efek umum dari komunikasi interpersonal yang
berasal dari pertemuan interpersonal.
Berdasarkan itu kita dapat
mengatakan bahwa tujuan komunikasi interpersonal adalah untuk mendapatkan
pengetahuan tentang diri, membentuk hubungan yang lebih berarti dan memperoleh
tambahan pengetahuan dunia luar. Tentu saja komunikasi interpersonal biasanya
dimotivasi oleh kombinasi oleh bermacam-macam faktor dan tidaklah mempunyai
satu efek, tetapi kombinasi berbagai efek atau hasil. Misalnya diberikan sautu
interaksi interpersonal, diberikan sautu interaksi interpersonal, diberikan
beberapa tujuan, dimotivasi oleh kombinasi berbagai faktor yang unik dan
menghasilkan kombinasi berbagai faktor yang unik dan menghasilkan kombinasi
faktor-faktor atau efek yang unik.
Sementara itu menurut De Vito (
(Thoha, 2002 :166) mengemukakan tujuan komunikasi interpersonal sebagai berikut
:
- Untuk mempelajari secara lebih baik dunia luar,
seperti berbagai obyek, peristiwa dan orang lain.
- Untuk memelihara hubungan dan mengembangkan
kedekatan atau keakraban
- Untuk mempengaruhi sikap-sikap dan perilaku orang
- Untuk menghibur diri atau bermain
2.1.4 Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal
Pola-pola komunikasi interpersonal
mempunyai efek yang berlainan pada hubungan interpersonal.Anggapan orang bahwa
semakin sering orang melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain,
semakin baik hubungan mereka adalah tidak benar. Yang menjadi persoalan adalah
bagaiman komunikasi itu dilakukan .Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
interpersonal, diantaranya ;
a. Percaya (trust)
Di antara berbagai faktor yang
mempengaruhi komunikasi interpersonal, faktor percaya adalah yang paling
penting.Bila seseorang mempunyai perasaan bahwa dirinya tidak akan
dirugikan, tidak akan dikhianati, maka orang itu pasti akan lebih mudah membuka
dirinya.
b. Empati
Empati merupakan salah satu faktor
yang menumbuhkan sikap percaya pada diri orang lain.Empati adalah kemampuan
untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain, kemampuan untuk melihat dunia
dari sudut pandang orang lain atau kemampuan memproyeksikan diri kepada diri
orang lain, dengan lain perkataan, kemampuan menghayati perasaan orang lain
atau merasakan apa yang dirasakan orang lain.
c. Sikap Suportif
Sikap suportif adalah sikap yang
mengurangi sipak defensif dalam komunikasi.orang bersikap defensif bila ia
tidak menerima, tidak jujur, dan tidak empatis.
d. Sikap Terbuka
Sikap terbuka (open mindedness) amat
besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif.
Untuk menunjukan kualitas keterbukaan dari komunikasi interpersonal ini paling
tidak terdapat dua aspek, yakni aspek keinginan untuk terbuka bagi setiap
orang yang berinteraksi dengan orang lain, dan keinginan untuk menaggapi secara
jujur semua stimuli yang datang kepadanya.
e. Kesamaan
Komunikasi interpersonal akan lebih
efektif jika orang-orang yang berkomunikasi di dalam suasan a kesamaan.
Kesamaan tersebut diantaranya adalah kesamaan-kesamaan kepribadian
ataupun kedudukan antara pembicaraan dan pendengar.
Dilihat dari prosesnya komunikasi
interpersonal merupakan proses penyampaian pesan atau informasi dari
komunikator (pembicara) kepada komunikan (pendengar) melalui berbagai media
atau saluran komunikasi, untuk kemudian komunikan memberikan umpan balik (feedback)
kepada komunikator untuk mengetahui apakah pesan tersebut dipengaruhi oleh
persepsi individu baik komunikator maupun komunikan, yang tidak dapat
dijelaskan dari faktor kepribadian, faktor pengalaman, pengetahuan, maupun
sikapnya terhadap ide gagasan atau objek yang dipersepsinya.
Individu dalam hal ini siswa agar
dapat melaksanakan tugas, peran dan tanggung jawabnya dengan baik dilingkungan
tempat ia berada seperti halnya di lingkungan sekolah, dituntut untuk
dapat bertingkah dan berprilaku menuntut aturan norma, hukum dan nilai-nilai
yang berlaku sebagai cara untuk memperoleh penesuaian bagi persoalan-persoalan
hidup serta terciftanya penyesuaian diri yang sehat.
2.2 Peranan Bimbingan dan Konseling
terhadap Komunikasi Interpersonal Siswa di Sekolah
Pendidikan di sekolah dilaksanakan
sebagai upaya untuk memberikan perubahan-perubahan positif terhadap tingkah
laku dan sikap diri siswa yang sedang berkemabnag menuju kedewasaannya dimana
proses ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pembawaan, kematangan, dan
lingkungan. Sekolah sebagai salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhinya
ikut memberikan pengaruh dalam membimbiing siswa agar pribadinya
berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilinya.Namun dalam
proses perkemabnagnnya itu siswa dapat lepas dari berbagai masalah, salah
satunya adalah masalah penyesuaian diri.
Bimbingan dan konseling merupakan
salah satu bantuan yang diberikan kepada individu sebagai upaya untuk membantu
individu dalam mengatasi permasalahan yang timbul di dalam hidupnya agar
pertumbuhan serta perkembangan fisik dan psikis individu dapat berjalan secara
maksimal dan optimal.Bimbingan itu sendiri seperti yang dikemukakan oleh Abin
Syamsudin (1996:188) adalah proses pemberian abntuan yang diberikan
kepada agar yang bersangkutan dapat mencapai taraf perkembangan dan
kebahagian secara optimal, dengan melalui proses pengenalan, pemahaman,
penerimaan, pengarahan, perwujudan, serta penyesuaian dirinya sendiri
maupun terhadap lingkungannya.
Selain istilah bimbingan yang telah
dipaparkan sebelumnya, ada satu istilah lagi yang sangat erat kaitannya dengan
bimbingan yakni konseling.keduannya baik bimbingan maupun konseling merupakan
bagian integral dari bimbingan bahkan menjadi inti dari keseluruhan
layanan bimbingan. Winkel (1991 :64) menyatakan bahwa konseling adalah suatu
proses yang berorentasi belajar, yang dilaksanakan dalam suatu lingkungan
sosial antara seseorang konselor yang memiliki kemampuan profesional
dalam keterampilan psikologis berusaha membantu seorang konseli dengan metode
yang tepat untuk kebutuhan konseli tersebut dalam hubungannya dengan
keseluruhan program ketenagakerjaan supaya dapat mempelajari lebih baik tentang
dirinya sendiri, belajar bagiman memanfaatkan pemahaman tentang dirinya untuk
realisasi sehingga konseli dapat menjadi individu yang lebih produktif.
Setiap individu, muali dari
anak-anak, remaja sampai dewasa termasuk siswa sekolah menegah atas tidak akan
terlepas dari suatu masalah, baik itu masalah yang berhubungan dengan pribadi,
sosial, pendidikan, karir dan nilai. Dalam hubungannya dengan komunikasi
interpersonal siswa, siswa yang memiliki komunikasi interpersonal yang rendah,
akan mengalami hambatan dalam pemenuhan kebutuhan sosialnya, hambatan
tersebut nantinya akan berpengaruh kepada keberhasilan individu tersebut dalam
proses penyesuaian dirinya sekarang dan dimasa yang akan datang.
Secara khusus layanan bimbingan dan
konseling disekolah bertujuan untuk membantu siswa agar mereka dapat mencapai
tujuan-tujuan perkembangan yang meliputi aspek pribadi sosial, belajar dan
karir.Berdasarkan uraian diatas, maka remaja memerlukan bimbingan yang lebih
fokus pada pribadi dan hubungannya dengan lingkungan sosial.Oleh karena itu
disinilah bimbingan dan konseling berperan.
Bimbingan pribadi sosial ditujukan
supaya siswa dapat mencapai perkemabnagan pribadi sosial dalam mewujudkan
pribadi yang takwa, mandiri dan bertanggung jawab. Melalui layanan bimbingan
pribadi sosial ini diharapkan siswa memahamai diri, mampu mengendalikan dan
mengarahkan diri dalam hubungannya dengan lingkungan sosial disekolah sehingga
mereka mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolahnya.
Bantuan yang diberikan oleh pihak
bimbingan dan konseling jika dihubungkan dengan komunikasi interpersonal dengan
penyesuaian diri siswa, menitik beratkan pada penjelasan dan pemahaman tentang
bagaimana komunikasi interpersonal yang seharusnya dimiliki siswa agar siswa
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah yang baru dan berdampak
positif baik bagi diri dan orang lain serta bimbingan yang dapat mengembangkan
serta meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain yang ada
akhirnya siswa mampu menciftakan dan membangun komunikasi yang baik dan sehat
serta mampu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.
Kedua permasalahn tersebut, menjadi
salah satu hal yang ada dalam bimbingan pribadi dan bimbingan sosial.Namun
karena bimbingan dan konseling tidak hanya berfungsi sebagai pemahaman dan
pencegahan maka fungsi lainnyapun harus dilakukan.Fungsi dari bimbingan akan
tercapai dengan baik.Adapun fungsi bimbingan konseling secara keseluruhan
adalah ;
1) Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang bertujaunan memberiukan pemahaman pada siswa tentang diri dan
lingkungannya sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa.
2) Fungsi pencegahan, yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang bertujuan membantu siswa terhindar dari berbagai permasalahan
yang dapat mengganggu, menghambat maupun menimbulkan kesulitan bagi proses
penyesuaian diri siswa.
3) Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang bertujuan mengatasi berbagai permasalahan yang dialami siswa.
4) Fungsi pemeliharaan dan perkembangan, yaitu
fungsi bimbingan dan konseling yang bertujuan memelihara dan mengembangkan
berbagai potensi dan kondisi positif siswa dalam rangka pengembangan diri
secara mantap dan berkelanjutan.
Oleh karena itu, diharapkan melalui
layanan bimbingan dan konseling komunikasi interpersonal siswa berkembang
dengan baik sehingga siswa akan mampu menyesuaikan dirinya dalam menghadapi
tantangan dan hambatan kehidupan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Komunikasi interpersonal merupakan
suatu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain
.ini berarti komunikasi dikatkan dengan pertukaran pesan atau informasi
yang bermakna di antara orang yang berkomunikasi dapat terjalin. Ini
berarti informasi atau pesan yang diterima dapat dipahami oleh kedua belah
pihak.
Melalui layanan bimbingan dan
konseling komunikasi interpersonal siswa berkembang dengan baik sehingga siswa
akan mampu menyesuaikan dirinya dalam menghadapi tantangan dan hambatan
kehidupan.
3.2 Saran
Seorang konselor haruslah memiliki
ketrampilan komunikasi interpersonal yang baik agar siswanya merasa nyaman
dengan keberadaan konselor didekatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Chaplin, J.P. (2001).Kamus Lengkap Psikologi.Jakarta
:PT.Raja Grafindo Persada
Depdiknas. (2008) pedoman Penulisan Karya
ilmiah.Bandung :UPI
Hurlock,Elizabeth B. (1991) .Psikologis Perkembangan
(suatu pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan) .Jakarta:Erlangga.
Sugiyo.2005.Komunikasi
Antar Pribadi.Semarang:UNNES press